DHI SUKABUMI - Pembangunan Jalan Tol Bogor Ciawi–Sukabumi (Bocimi) Seksi 2 kembali jadi sorotan setelah seorang warga yang terkena dampak peroyek tersebut harus harus tinggal di tempat tidak layak bahkan berpindah pindah hingga pernah tidur dikandang Kambing lantaran rumahnya mengalami pergeseran tanah dan longsor akibat proyek tersebut.
Awalnya, pihak pengembang meminta warga terdampak proyek tersebut bernama Ibu Eem dari Kampung Kembang Kuning, RT 03/06, Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, untuk pindah sementara dan mengontrak rumah selama satu tahun. Namun, menurut keterangan warga, bantuan tersebut hanya bertahan selama enam bulan. Dan hingga saat ini, Ibu Eem belum mendapatkan dana sosial maupun kompensasi atas dampak proyek tersebut.
Pemerintah Desa Munjul pun telah mengajukan permohonan ke Tim Pengadaan Tanah BPN Sukabumi pada 14 April tahun 2022 agar lokasi tersebut segera dimasukkan dalam daftar ganti rugi. Pasalnya, tanah milik Ibu Eem langsung berbatasan dengan area proyek tol.
Ketua Jurnalis Bela Negara (JBN) Sukabumi Raya, Budi Arya, mengkritisi lambannya proses penetapan lokasi atau penlok oleh pihak terkait. Budi menilai harusnya negara turut hadir ditengah masyarakat, terlebih saat kondisi sulit.
"Coba pikir, Ibu Eem sampai sempat tinggal di kandang Kambing, apa itu layak. Dan Kami sudah tanyakan ke BPN, jawabannya menunggu penlok dari PPK. Tapi pihak PPK justru terkesan bermain-main dengan waktu. Sudah hampir empat tahun, belum juga ada kejelasan," ujar Budi. Kamis (31/07/25).
Sementara, saat ditemui dikantornya pihak PPK melalui stafnya, Abu Bakar (Amo), menjelaskan, bahwa penlok telah diajukan ke pemerintah provinsi tahun kemarin dan saat ini tengah menunggu proses lanjutan, menurutnya, kasus rumah Ibu Eem sudah menjadi perhatian bersama dan termasuk dalam dampak proyek.
"Tanah bergerak bisa saja akibat proyek, dan sudah diakusisi. Artinya sudah diambil alih sebagai bagian dari dampak proyek. Namun memang kami belum mengetahui kondisi terakhir di lapangan," katanya.
PPK juga mengaku telah berdiskusi dengan pihak pengembang dan tengah menunggu kabar resmi terkait penetapan lokasi.
Dengan kondisi warga yang semakin terdesak, lanjut Budi, masyarakat berharap penanganan dampak proyek jalan tol Bocimi tidak berlarut-larut dan dana kompensasi segera disalurkan.
M Fa'is.