Hal tersebut disampaikan salah satu pegawai PTPN bahwa, kurang lebih sejak tahun 2000 peternakan tersebut sudah berdiri, Namun Sayangnya dari segi pengolahan limbah peternakannya tidak dikelola dengan baik.
"Kalau pengen lebih jelas telusuri sungainya buang limbahnya kemana nanti bisa dibedakan mana limbah bekas kotoran sapi, takutnya dibilang bohong, karena setau saya itu buangnya ke sungai menuju situ Sukarame," jelasnya.
Menurut dia harusnya yang bertindak itu warga, baik RT, RW maupun tokoh masyarakat lainnya.
"Kadang masyarakat kebingungan mau ngadu kemana. ke PTPN sendiri warga mengajukan permohonan kalau wilayah tersebut jangan di tanami sawit karena alasan kekeringan. Tetapi anehnya air yang dicemari kotoran sapi malah dibiarkan," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Camat Parakansalak, Rukmana Taufik, membenarkan adanya peternakan Sapi di wilayahnya, bahkan pihaknya sudah memberikan teguran melalui Kasi Trantib agar pemiliknya segera melakukan pengurusan izin.
“Secara prosedur, kami sudah sesuai aturan. Kami minta pemilik peternakan segera mengurus izin ke DPMPTSP melalui layanan satu pintu. Dan Kami juga sudah mengingatkan agar pengelolaan limbahnya diperhatikan jangan sampai mencemari warga," jelasnya.
Hingga ditayangkan berita ini, belum ada keterangan resmi dari pemilik peternakan terkait hal tersebut.
Aris